tag:blogger.com,1999:blog-54130622701756693832024-02-20T08:26:13.491+07:00Panduan Investasi AmanSaatnya jadikan uang yang bekerja untuk anda, dijamin aman dan menguntungkan!Agus Dwiyantohttp://www.blogger.com/profile/03034039355605438913noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-5413062270175669383.post-31534735244657828552020-02-04T23:21:00.003+07:002010-03-02T07:40:42.426+07:00Selamat Datang Calon Investor KreatifSebelum berbicara jauh tentang investasi, <span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;">Blog ini bukan sebuah perusahaan investasi </span>tetapi hanya memberikan<span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;"> panduan untuk memulai berinvestasi</span> yang benar dan menguntungkan <span style="color: rgb(255, 255, 102);">(</span><span style="color: rgb(255, 255, 102);">passif income</span><span style="color: rgb(255, 255, 102);">)</span> tentunya. Mendengar kata passif income mungkin anda menjadi Ilfell, program ini pasti sama dengan program lain yang sejenis. Sebelum berpikir seperti itu mari saya perkenalkan perusahaan yang sangat terpercaya, perusahaan ini adalah <a href="http://www.nanomoneycorp.com/?ref=agus_nuno01">nanomoneycorp.com</a>. Perusahaan ini memiliki berbagai jenis bidang usaha, yang salah satunya adalah bidang investasi.<br /><div style="text-align: justify;"><br />Berikut adalah kenapa harus <a href="http://www.nanomoneycorp.com/?ref=agus_nuno01">Nanomoneycorp.com</a> :<br /><ol><li>Perusahaan ini sudah ada lebih dari <span style="color: rgb(255, 0, 0);">15 tahun</span> dan terkenal diseluruh dunia</li><li>Pada tahun 2008 mendapatkan pemasukan <span style="color: rgb(255, 0, 0);">$300 miliard</span> dan masih mendapatkan peningkatan pada tahun 2009 walau terjadi krisis</li><li>Program ini <span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;">bukan</span> merupakan arisan berantai, bisnis jaringan, money game, dll seperti bisnis sejenisnya yang mencari downline</li><li><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tidak ada biaya pendaftaran</span>, yang ada hanya kita menginvestasikan <span style="color: rgb(255, 0, 0);">uang sebagai modal</span>. keuntungan yang didapat adalah dari jumlah modal yang diinvestasikan, semakin besar modal maka semakin besar keuntungan yang diperoleh, jadi jangan khawatir jika tidak akan dapat keuntungan dan itulah prinsip dari investasi</li><li>Uang modal <span style="color: rgb(255, 0, 0);">tidak akan hilang</span>, karena bukan merupakan uang pendaftaran</li><li>Tidak perlu dengan modal yang besar, <span style="color: rgb(255, 0, 0);">hanya dengan minimal $ 100</span> anda sudah bisa berinvestasi dan siap mendapatkan keuntungan dan uang akan dikembalikan setelah 30 hari atau akhir masa investasi</li><li>Keuntungan yang didapat sangat besar yaitu <span style="color: rgb(255, 0, 0);">1,2% per hari</span> kerja dari modal Anda. Keuntungan diberikan setiap hari kerja, hari Sabtu, Minggu dan hari libur Anda tidak mendapatkan Profit karena Bursa Finansial tidak buka pada hari tersebut. Artinya dana Anda tidak bekerja pada hari tersebut sehingga Anda juga tidak mendapat Profit di hari tersebut</li><li>Keuntungan yang diperoleh dapat diambil harian minimal <span style="color: rgb(255, 0, 0);">$1</span></li><li>Program ini relatif singkat, <span style="color: rgb(255, 0, 0);">hanya 30 hari saja</span>, dan uang yang dikembalikan beserta keuntungan bisa siinvestasikan lagi seluruh atau dengan jumlah minimal $100</li><li><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tidak adanya pajak bunga</span> atau keuntungan yang akan membebaskan dari berkurangnya uang karena transaksi</li></ol>Dan ini adalah bukti dari profit harian saya dalam account nanomoneycorp.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2E6OTpsoTyfzaDw6IR-5AOBtA5uDqUXGEAES2aoNz3X3KWQguOD0V7RZ5Xs3Wm-Pne7whtAO-nePvLm1jE1N4TwLspLu9RwBk84K_ZuzkLktgB9u4wNCIPnL8OIcwTs8DjXldh8WP1F8/s1600-h/nanomoneycorp.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 434px; height: 72px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2E6OTpsoTyfzaDw6IR-5AOBtA5uDqUXGEAES2aoNz3X3KWQguOD0V7RZ5Xs3Wm-Pne7whtAO-nePvLm1jE1N4TwLspLu9RwBk84K_ZuzkLktgB9u4wNCIPnL8OIcwTs8DjXldh8WP1F8/s400/nanomoneycorp.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5439527357823634770" border="0" /></a><br /><br />Untuk bergabung Klik <a href="http://modalaman.blogspot.com/p/investasi-untuk-masa-depan.html">DISINI</a> atau hubungi <span style="color: rgb(255, 0, 0);">+8156291876</span> jika ada yang kurang dimengerti.<br /><br /><br /><br /><a href="http://www.nanomoneycorp.com/?ref=agus_nuno01"><br /><img style="width: 428px; height: 60px;" src="http://graph.nanomoneycorp.com/img/bigimage1.gif" border="0" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.libertyreserve.com/?ref=U1488105"><img style="cursor: pointer; width: 432px; height: 60px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjScFeJ8tEZo4q1KMp4LrbSoTda77bUuvX0u8BR1cARYZuLe7HFBom-1eRjZOIS0n15AV-VFMTHE6yLrgfiYNqVtiXNOQqMXptzBcboZRKIp6kgQodH-2CTo-8zwWuwOjX6aoJY6KD1tc/s400/468-60-3.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5435038786809367058" border="0" /></a><br /><br /><a href="http://www.duyduychanger.com/index.php?s=agus_nuno01" target="_blank"><img style="width: 429px; height: 60px;" src="http://www.duyduychanger.com/images/banner/banner1.php" border="0" /></a><br /><br /><a href="http://www.needearn.com/aft/5572d309/a10a452b.html" target="_top"><img style="width: 431px; height: 60px;" src="http://banners.needearn.com/banner_1_468x60.gif" alt="Get cash from your website. Sign up as affiliate." title="Get cash from your website. Sign up as affiliate." border="0" /></a><img style="border: 0pt none ;" src="http://www.needearn.com/affiliate/scripts/imp.php?a_aid=5572d309&a_bid=a10a452b" alt="" width="1" height="1" /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></div>Agus Dwiyantohttp://www.blogger.com/profile/03034039355605438913noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-5413062270175669383.post-68048413294652750432011-05-21T00:05:00.005+07:002011-05-21T00:28:35.199+07:00Upload Banner<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiupz40G4_ObDe94CmP8Z4wbSPZbl_gae1jfwxJ5DLom1s374HzTAcwKquSEa4VTN845jDvgVyuSMhruZ80GHa2XvDL_a94cRn2bi4epZwarNkN_6ufR67cPU0Sh4nsOOMqBgxJpynpdp8/s1600/Banner_3.jpg"><img style="WIDTH: 200px; HEIGHT: 86px; CURSOR: hand" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5608851490222166674" border="0" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiupz40G4_ObDe94CmP8Z4wbSPZbl_gae1jfwxJ5DLom1s374HzTAcwKquSEa4VTN845jDvgVyuSMhruZ80GHa2XvDL_a94cRn2bi4epZwarNkN_6ufR67cPU0Sh4nsOOMqBgxJpynpdp8/s200/Banner_3.jpg" /></a><br /><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgriMv_Cx_mdOoWM48MiddthUlcz1g4RBuFRFMkUrhSF5uPacj5a4Vq-OXICOpwJSDsyHdyydptoM9uP3IQPN3Km4I2yk3lXvFK82y_mPVew8YnSCdCvYlzvDr-cNqcFGvu5k12yj9sa0w/s1600/Banner-1.jpg"><img style="WIDTH: 200px; HEIGHT: 91px; CURSOR: hand" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5608850754965814466" border="0" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgriMv_Cx_mdOoWM48MiddthUlcz1g4RBuFRFMkUrhSF5uPacj5a4Vq-OXICOpwJSDsyHdyydptoM9uP3IQPN3Km4I2yk3lXvFK82y_mPVew8YnSCdCvYlzvDr-cNqcFGvu5k12yj9sa0w/s200/Banner-1.jpg" /></a><br /><br /><br /><br /><div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimG1Ir8G4r4msoGin43M5OhUUOY2TcsEXhNu7macjYULmM1fYkvr87QMW7W20xFtnAIphpuEISVDAG-YmXgZLySZLbEGNnk5yoKoZ4fzGZI_DRDFnD7b6eV8Vk2mSaWf_KqGJi2Nav3GQ/s1600/Banner.jpg"><img style="WIDTH: 200px; HEIGHT: 91px; CURSOR: hand" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5608850750413121362" border="0" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimG1Ir8G4r4msoGin43M5OhUUOY2TcsEXhNu7macjYULmM1fYkvr87QMW7W20xFtnAIphpuEISVDAG-YmXgZLySZLbEGNnk5yoKoZ4fzGZI_DRDFnD7b6eV8Vk2mSaWf_KqGJi2Nav3GQ/s200/Banner.jpg" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div></div></div></div></div></div>Agus Dwiyantohttp://www.blogger.com/profile/03034039355605438913noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5413062270175669383.post-22287555162146147022010-02-20T09:45:00.002+07:002010-02-20T09:49:50.907+07:00PENTINGNYA MEMILIKI TUJUAN KEUANGAN DALAM BERINVESTASI<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;"></span>Wajar sekali jika dalam hidup ini kita banyak memiliki keinginan-keinginan yang membutuhkan sejumlah uang untuk mewujudkannya. Jika kita tidak bisa mewujudkannya saat ini karena tidak tersedianya uang yang cukup, kita masih punya kesempatan untuk mewujudkannya suatu saat nanti dengan cara menyisihkan sejumlah uang dari penghasilan untuk ditabung atau diinvestasikan. Sehingga pada akhirnya bisa terkumpul sejumlah dana yang cukup untuk mewujudkan keinginan tersebut.<br /><br />Namun alih-alih menjadi semakin dekat dengan tujuan Anda, sebaliknya malah semakin jauh. Ada-ada saja yang menghalangi Anda untuk berinvestasi, terutama godaan untuk memakai dana investasi yang sudah terkumpul untuk suatu pengeluaran yang bukan tujuan dari investasi tersebut. Seakan-akan begitu melihat sejumlah dana terkumpul, tangan Anda sudah gatal untuk membelanjakannya.<br /><br />Mengapa bisa gagal di tengah jalan? Penyebab utamanya adalah karena Anda tidak mempunyai tujuan keuangan yang spesifik dan terukur dalam berinvestasi, akibatnya akan terjadi 2 hal, yaitu :<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 102);">A. Kurangnya motivasi dalam berinvestasi</span><br /><br />Misalnya Anda mempunyai keinginan memiliki mobil sendiri dan Anda berjanji akan berusaha menabung untuk mewujudkan keinginan itu.<br /><br />Cara Anda berinvestasi pasti akan berbeda jika Anda merubah keinginan tadi menjadi suatu tujuan keuangan yang lebih spesifik dan terukur. Misalnya, Anda menetapkan untuk bisa memiliki mobil merek X seharga Rp 80 juta, dan keinginan itu ingin Anda wujudkan 3 tahun dari sekarang.<br /><br />Dengan cara pertama, semangat Anda mengumpulkan uang untuk membeli mobil mungkin tidak bertahan lama. Demi melihat uang yang sedikit demi sedikit terkumpul, bisa-bisa Anda tergoda untuk memakainya.<br /><br />Berbeda jika Anda mempunyai tujuan yang jelas berapa lama lagi keinginan tersebut bisa diwujudkan dengan kemampuan berinvestasi saat ini. Semakin hari Anda akan semakin bersemangat melihat betapa keinginan Anda menjadi semakin dekat untuk bisa diwujudkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 255, 102);">B. Sulitnya mengetahui keberhasilan investasi</span><br /><br />Misalnya Anda menabung untuk mengumpulkan sejumlah dana untuk membeli rumah sebesar Rp 500.000,- tiap bulan. Tiga tahun kemudian terkumpul dana kurang lebih Rp 18 juta. Apakah dana tersebut sudah cukup untuk membeli rumah. Jawabanya mungkin cukup mungkin tidak.<br /><br />Anda sendiri juga belum menentukan berapa harga rumah yang ingin dibeli. Jika Anda belum menetapkan berapa harga rumah yang ingin dibeli, bagaimana Anda bisa menghitung dana yang terkumpul sudah cukup atau belum.<br /><br />Sebaliknya dengan menentukan terlebih dahulu berapa harga rumah yang ingin dibeli dan kapan rumah itu ingin dibeli, selanjutnya akan lebih mudah bagi Anda untuk menentukan berapa penghasilan yang harus disisihkan untuk mewujudkan keinginan tadi. Jika jumlah yang disisihkan terlalu berat untuk kondisi keuangan Anda saat ini, maka tinggal melakukan penyesuaian terhadap target harga rumah yang ingin dibeli dan jangka waktu investasinya.<br /><br />Dengan demikian keinginan tersebut bisa dirubah menjadi tujun keuangan yang lebih realistis. Jika sudah sesuai antara kemampuan berinvestasi dengan tujuan investasinya, maka akan semakin mudah diukur kemajuannya dari hari kehari. Sehingga pada saat yang telah ditentukan Anda berhasil mengumpulkan sejumlah dana yang cukup untuk mewujudkan tujuan keuangan Anda. Pengukuran keberhasilan investasi ini sangat penting, sebab salah satu keberhasilan investasi adalah jika berhasil mencapai target dana investasinya pada waktu yang telah ditentukan.<br /><br />Berikut ini ada 3 tips dalam menetapkan suatu tujuan keuangan, yaitu :<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 1. Spesifik</span><br /> Suatu tujuan keuangan sebaiknya dibuat secara tertulis, terukur dan mempunyai jangka waktu. Misalnya “saya ingin dalam waktu 12 bulan ke depan bisa menaikan jumlah setoran tabungan rutin menjadi 10% dari penghasilan per bulan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 2. Realistis</span><br /> Andalah yang tahu diri Anda. Andalah yang tahu pola pembelanjaan Anda “Mana yang harus dibeli” dan mana yang “Senang juga kalau bisa dibeli”. Mencapai suatu tujuan keuangan adalah seperti orang yang sedang berdiet dalam usahanya menurunkan berat badan. Diet matian-matian bisa saja membuat Anda kehilangan berat badan dengan cepat, tetapi Anda akan cepat bosan dan untuk menghibur diri atas penurunan berat badan itu, Anda menghadiahi diri Anda dengan coklat dan es krim.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 3. Beritahu orang lain</span><br /> Kebanyakan orang sangat bersemangat saat membuat rencana, tetapi seringkali gagal dalam pelaksanaan. Karena resep yang cukup manjur ini layak dicoba, yaitu dengan memberitahu orang lain, tentunya orang yang sangat dekat dengan Anda misalnya suami, isteri, atau orang tua, tentang tujuan keuangan Anda dan bagaimana rencana Anda untuk mencapainya. Mintalah orang tersebut mengingatkan Anda kapan saja dia melihat indikasi Anda akan menyimpang dari rencana Anda semula. Sebagai contoh orang yang ingin berhenti merokok, bisa memberitahukan orang lain yang cukup dekat dengannya mengenai rencananya. Sehingga temannya berfungsi sebagai pengingat kapanpun si perokok mulai menyimpang dari rencananya.<br /><br />Original Source of thid article <a href="http://www.perencanakeuangan.com/files/TujuanBerinvestasi.html">here</a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></div>Agus Dwiyantohttp://www.blogger.com/profile/03034039355605438913noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5413062270175669383.post-65759451798567319972010-02-18T16:31:00.002+07:002010-02-18T16:34:55.137+07:00KRISIS, SUATU PEMBELAJARAN BERINVESTASI<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Panik?</span><br /><br />Salah satu himbauan yang paling sering dikeluarkan saat ini adalah jangan panik.Kata ini menjadi kata ajaib yang sangat sering diucapkan mulai dari Customer Serive bank sampai dengan Presiden kita. Banyak alasan yang bisa menjadikan orang menjadi panik, dan tentunya banyak juga alasan yang bisa dikeluarkan untuk mengcounter hal tersebut. Sebagai seorang perencana keuangan kata ini juga yang saya keluarkan kepada beberapa klien yang bingung harus berbuat apa terhadap investasi mereka.Tapi tentu saja pernyataan ini keluar bukan tanpa alasan.<br /><br />Setiap klien yang kami tangani telah memiliki tujuan dalam berinvestasi, dan tentunya pemilihan portofolio produk investasi sangat ditentukan oleh tujuan keuangan mereka. Kalau kita telah mengatur portofolio dengan baik, seharusnya kita tidak perlu panik dengan keadaan ini. Alasan saya sederhana saja, saat ini investasi yang sedang rontok adalah investasi dengan risiko tinggi dan hasil tinggi contohnya saja saham dan reksadana saham. Dalam suatu portofolio investasi, biasanya produk ini adalah produk untuk tujuan jangka panjang, artinya kita membutuhkan hasil investasinya masih dalam jangka waktu yang lama katakanlah 10 tahun ke depan. Jadi kalau memang dibutuhkannya masih lama kenapa harus kita panik dengan keadaan sekarang ? takut rugi ? toh Anda tidak akan rugi kalau Anda tidak merealisasikan kerugiannya saat ini (saham dijual atau reksadana di redemt). Jadi kalau portofolio investasi kita sudah benar yaitu produk risiko tinggi untuk jangka panjang, saat ini seharusnya kita gembira karena dengan jumlah investasi yang sama kita mendapatkan unit penyertaan atau lembar saham yang lebih besar. Namun bagaimana dengan investasi risiko rendah dan menengah kita ? nah ini baru yang menjadi masalah. Karena kita akan membutuhkan hasil investasi kita lebih cepat daripada produk investasi jangka panjang, maka kita perlu panik dengan investasi kita. Tapi sepertinya pemerintah sudah mengantisipasinya dengan benar tuh. Produk investasi jangka menengah dan pendek disesuaikan imbal hasilnya dengan maksud agar hasil investasinya tidak tergerus oleh krisis. Suku simpanan jangka pendek dinaikkan, obligasi dikeluarkan dengan bunga bersaing jadi kenapa harus panik?<br /><br />Tenang, Rasional dan Jernih<br /><br />Presiden SBY dalam salah satu pidatonya menyebutkan rakyat harus tetap Tenang, Rasional dan Jernih. Saya coba menelaah ke tiga kata tersebut dalam konteks investasi sebagai bagian dari perencanaan keuangan<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Tenang</span><br /><br />Bila kitta telah berinvestasi secara benar yaitu menjadikan produk investasi seperti saham, reksadana atau apapun itu hanya sebagai sarana dan bukan sebagai tujuan, maka seharusnya kita tetap tenang. Ibarat kendaraan, saat ini kendaraan kita mungkin sedang bermasalah karena pengaruh dari luar. Memang perjalanan kita mencapai tujuan menjadi sedikit terhampat, tapi bukan berarti tidak akan tercapai kan. Kalau tujuan itu masih jauh, hambatan ini bisa kita gunakan untuk melakukan evaluasi guna mencapai tujuan. Misalnya kalau dulu Anda tidak bisa membeli saham bluechip karena harganya sangat tinggi, maka inilah saatnya. Atau dahulu Anda hanya bisa bermimpi untuk memiliki unit penyertaan salah satu Reksadana unggulan karena NAB-nya terlalu tinggi, maka saat ini hal itu bisa diwujudkan. Jadi tetaplah tenang, ambil dampak baik dari krisis ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Rasional</span><br /><br />Kata ini mungkin cukup membingungkan, apa hubungannya rasional dengan investasi saya? Begini, kita memang layak untuk was-was pada perkembangan investasi kita. Bayangkan dahulu saat berinvestasi kita harus mengeluarkan A rupiah ternyata akibat krisis investasi kita tinggal separohnya. Supaya tidak tambah turun, maka investasi itu harus ditarik. Ini benar bila kita salah meletakkan dan memilih produk investasi. Kalau Anda berinvestasi di produk dengan hasil tinggi dan risiko tinggi untuk tujuan jangka pendek, maka mau tidak mau ini yang harus Anda lakukan. Tapi bila Anda sudah berinvestasi benar yaitu berinvestasi untuk jangka panjang di produk yang berisiko tinggi dan hasil tinggi, maka ini hanya sebagian kecil gejolak yang pasti akan terjadi dalam perjalanan panjang investasi kita. Tidak harus kita tarik investasi kita karena toh kita belum membutuhkannya, kalau ada yang melakukan itu mungkin mereka telah salah mengambil produk, atau mereka bukan investor tapi trader yang memang pekerjaannya mendapatkan untung sesaat. Jadi kita harus rasional, fokus pada tujuan yang ingin dicapai dan jangan terpengaruh pada mereka yang telah salah atau trader.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Jernih</span><br /><br />Untuk apa kita berinvestasi? Berapa lama tujuan kita? Apakah memang kita butuh untuk mengambil uangnya saat ini? Mungkin pertanyaan ini harus kita tanyakan sebelum kita lebih jauh bertindak. Tujuan kita untuk pensiun,masih 10 tahun ke depan, dan saya tidak butuh dananya saat ini; lagi pula krisis ini bukan karena masalah di produk investasi saya, jadi kenapa harus dilepas? Takut rugi? Tentu saja Anda akan benar-benar rugi bila Anda menarik investasi Anda.namun bila tidak investasi Andatetap jalan. Tidak bisa kembali ke harga asal ? ingat kembali Anda berinvestasi di produk yang memberikan imbal hasil tinggi jadi tidak sulit untuk produk itu kembali ke posisi awal dalam 10 tahun ke depan. Jadi saran saya jernihkan pikiran sebelum kita ambil keputusan. Jangan sampai kita hanya menjadi permainan para spekulan yang mengambil keuntungan dari ketidak tahuan kita.<br /><br /><br />Original source <a href="http://www.perencanakeuangan.com/files/krisisbelajar.html">here</a><br /></div>Agus Dwiyantohttp://www.blogger.com/profile/03034039355605438913noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5413062270175669383.post-33619457732125203092010-02-16T14:57:00.001+07:002010-02-16T15:01:50.690+07:00KIAT SELAMAT DI SAAT KRISIS<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Dikutip dari Kontan, Mei 2008</span><br /><br />Kenaikan BBM dan diikuti dengan kenaikan bahan pangan sepertinya sudah tidak bisa ditahan lagi. Bahan pokok yang menjadi kebutuhan harian itu harus ditebus dengan pengorbanan dana yang tidak lagi sedikit.Bayangkan disaat penghasilan belum mungkin meningkat karena perusahaan sulit akibat kenaikan BBM, kita masih harus menerima kenyataan bahwa uang belanja dan uang transport yang sudah disiapkan ternyata tidak lagi bisa digunakan sebagaimana mestinya.Dengan keadaan demikian, apa yang mungkin kita lakukan ?<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Memulainya dari dalam</span><br /><br />Permasalahan keuangan kita terletak pada satu kenyataan yaitu tidak cukupnya penghasilan yang kita peroleh. Dan jawaban yang tepat untuk mengatasinya juga jelas yaitu membuatnya menjadi cukup. Sebagian dari kita akan berkata menapatkan penghasilan tambahan adalah jalan keluarnya. Saya tidak bisa menyalahkan anggapan seperti itu. Tapi apakah selalu penghasilan tambahan menjadi solusi ? Padahal harus diakui mendapatkan penghasilan dari luar tidaklah mudah. Bahkan kadangkala pengorbanan yang harus dilakukan tidak seimbang dengan hasil yang diperoleh. Belum lagi tidak semua orang bisa melakukannya. Untuk itu, sebelum memutuskan untuk mencoba mencari tambahan penghasilan dari luar, mungkin pembenahan di dalam bisa dilakukan terlebih dahulu. Sebab adalah suatu yang sia-sia bila kita menambah penghasilan namun tidak ada perubahan pola dalam menggunakan. Sebab yakinlah masalah keuangan bukan bergantung pada berapa besar yang kita dapatkan tapi bagaimana mempergunakannya.<br /><br /> <span style="font-weight: bold;">* Evaluasi penggunaan Dana</span><br /> Langkah awal untuk menstabilkan keuangan adalah membuat evaluasi terhadap keuangan kita. Coba lakukan pencatatan bulan ini apa saja pengeluaran yang keluarga telah lakukan untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. Sebuah keluarga pernah melakukan konsultasi untuk mengelola pengeluaran bulanannya yang katanya selalu di atas target yang telah ditentukan. Setelah dilakukan evaluasi secara bersama-sama, maka diketahui bahwa biaya belanja keluarga selalu melebihi dari anggaran tiap bulan. Ini terjadi karena pada saat belanja, keluarga tersebut selalu melakukannya bersama-sama dan selalu mengeluarkan uang lebih untuk acara sarapan yang tidak dianggarkan sebelumnya. Masalahnya dana ini selalu diambil dari anggaran belanja sehingga uang belanja selalu melebihi target.<br /> Untuk itu mulai saat ini pisahkan pengeluaran yang memang utama dengan pengeluaran yang pengikutnya. Dengan demikian akan diketahui berapa besar pengeluaran riil keluarga tiap bulan.<br /> <span style="font-weight: bold;">* Buat Prioritas pengeluaran</span><br /> Keluarkan yang harus dikeluarkan, dan tahan untuk yang belum dibutuhkan. Kadangkala kita merasa telah berusaha untuk mengeluarkan hanya yang dibutuhkan, dan telah meninggalkan yang diinginkan. Tapi bila ditanya apa kriteria butuh dan ingin ? bagaimana membedakannya ? mungkin tidak semua bisa menjawabnya secara pasti. Butuh adalah pengeluaran yang harus dilakukan, dan ingin adalah pengeluaran yang masih bisa ditunda. Jadi dengan definisi sederhana ini kita seharusnya bisa membuat dengan jelas apa saja prioritas dalam pengeluaran keluarga. Coba tanyakan ke diri Anda pada saat mengeluarkan uang.<br /><br /> <span style="font-weight: bold;"> “Apakah pengeluaran ini bisa ditunda ? apa akibatnya bila ditunda?”</span><br /> bila jawabannya adalah tidak bisa ditunda atau bila ditunda akan mengakibatkan efek negatif yang lebih tinggi, maka itu adalah kebutuhan. Namun bila dari pertanyaan pada diri Anda tadi terjawab bahwa ditundapun tidak menjadi masalah, atau kalau ditunda tidak memberikan efek negatif terlalu besar, maka itu adalah keinginan.<br /> Saat ini komunikasi adalah suatu kebutuhan. Dan membeli pulsa otomatis adalah kebutuhan. Bila dengan ditundanya membeli pulsa akan berakibat fatal kepada diri Anda dan keluarga misalnya akan mengganggu usaha keluarga, maka membeli pulsa adalah kebutuhan. tapi bila penundaan membeli pulsa hanya berakibat Anda tidak bisa menghubungi rekan arisan atau rekan nongkrong Anda, maka itu adalah keinginan.<br /><br /> <span style="font-weight: bold;">* Redam pengeluaran tidak terdeteksi</span><br /> Salah satu kegagalan dalam keuangan keluarga adalah terjadinya pemborosan. Sebuah keluarga pernah melakukan konsultasi tentang hal tersebut. Pengeluaran telah dianggarkan semua, dan secara hitam di atas putih kelebihan dana terdeteksi ada. tapi kenapa di akhir bulan uang tersebut selalu habis bahkan kurang ? Walaupun saya tahu bahwa kita bisa saja melakukan penyusuran satu persatu, tapi saya rasa hal itu akan membosankan. Jadi kenapa tidak kita rubah polanya. Saya menyarankan kepada keluarga itu untuk menambahkan 1 hal yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya yaitu menyelamatkan kelebihan dana mereka. Tiap awal bulan, setelah menghitung dan membuat anggaran, keluarga tersebut biasanya membiarkan kelebihan dana mereka di dalam tabungan sebagai dana tak terduga. Maka mulai saat setelah konsultasi, mereka harus meletakkan kelebihan dana tersebut dalam bentuk barang produktif, dalam hal ini keluarga tersebut setuju untuk membeli emas koin. Apa yang terjadi ? setelah session konsultasi , tiap bulan keluarga tersebut selalu bisa membeli mas koin dan selalu bertambah terus jumlahnya tiap bulan. Bagaimana dengan dana tak terduga ? saya sarankan untuk menggunakan kartu kredit untuk hal tersebut. Tapi tentu saja dengan konsekuensi harus membayarnya setelah di tagih. Dananya ? ya dari menjual emas. Tapi entah mengapa sampai saat ini kartu tersebut belum pernah digunakan.<br /> Kadangkala sadar atau tidak , kalau kita menyisakan uang untuk sesuatu yang tak terduga, maka hal tak terduga itu tersebut bisa terjadi. Untuk itu jangan mengharapkan untuk terjadi, caranya pisahkan dulu kelebihan dana Anda dimuka, agar tidak menjadi pengeluaran tak terduga dan tak terdeteksi<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Menyelesaikannya dari luar</span><br /><br />Di atas kita sudah membahas bagaimana kita harus bertindak dari dalam untuk menghadapi kemungkinan kenaikan harga-harga. Sekarang saatnya untuk menyelesaikannya dari luar. Sebab pada dasarnya keuangan keluarga bergantung pada dua aspek yang mempengaruhi yaitu dari dalam bagaimana seseorang mengatur dan mengelola uangnya dan dari luar yaitu bagaimana seseorang mengatur dan mengelola semua godaan dan tawaran yang bisa mempengaruhi keuangan keluarga secara keseluruhan.<br /><br /> <span style="font-weight: bold;">* Menghindari Utang Baru</span><br /> Kalau tidak terpaksa, hindari untuk membentuk utang baru terlebih bila utang tersebut adalah utang konsumtif. Ingat pengeluaran Anda saat ini akan terus meningkat, dan memang sepertinya tambahan dana dari luar adalah salah satu jalan yang bisa ditempuh. Tapi utang bukanlah tambahan dana melainkan tambahan kewajiban yang mau tidak mau harus kita selesaikan. Terlebih dengan kenaikan harga, tidak menutup kemungkinan akan naik juga suku bunga pinjaman yang menjadi kewajiban Anda.<br /><br /> <span style="font-weight: bold;">* Diskon tidak selalu menjadi jawaban</span><br /> Kalau bicara diskon, biasanya kita mengasumsikannya dengan penyelamat. Bayangkan disaat semua harga tinggi, masih ada yang mau member harga rendah.<br /> Tapi kalau saya boleh member saran dalam mengeluarkan dana, yang terpenting bukan berapa besar yang yang Anda keluarkan, tapi untuk apa Anda mengeluarkannya. Daripada mengeluarkan dana sedikit untuk barang yang tidak dibutuhkan atau malah barang yang hanya membuat Anda menjdai lebih konsumtif; mungkin lebih baik membeli barang dengan harga sedikit lebih mahal tetapi memang kita butuhkan.<br /><br /> <span style="font-weight: bold;">* Menghindari Spekulasi Investasi</span><br /> Satu lagi yang harus dihindari adalah spekulasi investasi. Dengan makin sulitnya keadaan ekonomi, makin banyak orang yang menawarkan alternative penyelesaian yang salah satunya dari sisi investasi.Pada saat demikian, biasanya jenis investasi yang memberikan hasil maksimal dianggap sebagai jalan keluar. Namun bila kita tidak mengerti dan menguasainya, jangan pernah masuk di dalamnya.<br /><br /> <span style="font-weight: bold;">* Buat perlindungan</span><br /> Salah satu cara untuk melakukan penghematan dan membantu keuangan adalah dengan memindahkan biaya yang mungkin terjadi kepada pihak lain. Dan hal itu bisa dilakukan oleh pihak asuransi. Bila dulu kita terbiasa dengan menyelesaikan semua masalah melalui uang pribadi, mungkin sudah saatnya Anda menyerahkan masalah yang besar-besar kepada pihak asuansi. Biaya kesehatan, perbaikan kendaraan dan perlindungan rumah, bisa sebagai permulaan langkah. Ingat dengan naiknya biaya BBM maka otomatis biaya lainnya juga naik termasuk kesehatan, perbaikan dan pembangunan.<br /><br /> <span style="font-weight: bold;"> * Mencoba menambah penghasilan</span><br /> Terakhir, memang tidak ada jalan lain selain mencoba menambah penghasilan. Mulailah berusaha mengali potensi diri, kenali kondisi lingkungan dan selalu cari alternative adalah salah satu cara untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Tidak perlu besar, tapi buatlah itu menjadi suatu yang rutin. Sehingga diantara semua biaya yang naik tadi, ada sedikit tambahan penghasilan untuk sekedar bisa menambah investasi kita<br /><br /><br />Sumber dari <a href="http://www.perencanakeuangan.com/files/selamatsaatkrisis.html">perencanakeuangan.com<br /></a><br /></div>Agus Dwiyantohttp://www.blogger.com/profile/03034039355605438913noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5413062270175669383.post-35765336376350335202010-02-07T13:00:00.000+07:002010-02-07T13:48:10.402+07:00Menabung, Bagus Sebagai Kebiasaan, Tidak Untuk Investasi<div style="text-align: justify;">Siapa yang tidak pernah dengar kata menabung dan investasi. Dari kecil hingga dewasa kata menabung selalu ada di sekitar kita. Setiap orang yang bijak pasti menyarankan agar kita mempunyai kebiasaan yang satu ini, menabung dan investasi, menyisihkan sejumlah kecil uang (biasanya) secara teratur.<br /><br />Menabung sedikit uang memang bagus. Apalagi jika hal itu dilakukan untuk keperluan anak, pendidikan anak, sampai untuk berjaga-jaga dari hal-hal yang tidak terduga. Kita memang disarankan mempunyai uang kas untuk membiayai hidup selama setengah sampai satu tahun.<br /><br />Tapi jika anda cermati lebih dalam, kebiasaan menabung bisa jadi sesuatu yang buruk, setidaknya jika dilihat dari sudut pandang investasi. Apa itu? Tujuan untuk apa anda menabung… Tujuan anda menabung untuk “memakai” sangat berbeda dengan tujuan anda menabung untuk “investasi”.<br /><br />Contoh tujuan menabung untuk “memakai” adalah anda menabung untuk membeli TV baru, mobil baru, paket liburan, handphone dengan fitur terbaru dan sebagainya. Uang anda akan lenyap begitu saja.<br /><br />Pertanyaanya sekarang adalah, bagaimana kalau kita menabung bukan untuk “memakai”? Tetapi untuk investasi beresiko kecil seperti bunga bank, deposito, cek dan sebagainya?<br /><br />Itu juga bukan strategi investasi yang pandai. Mengapa bisa seperti itu? Karena bank meminjamkan uang yang anda tabung dengan mengenakan bunga 19% kepada para kreditor, lalu membayar anda di bawah 5%. Lagi pula jika anda seorang muslim, anda dilarang untuk mengambil bunga dari meminjamkan uang.<br /><br />Dan perlu anda ketahui, sistem mata uang yang kita gunakan sekarang adalah berdasarkan nilai, bukan berdasarkan emas. Salah satu efeknya adalah nilai mata uang kita ditentukan oleh banyak tidaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, dan selalu cenderung turun.<br /><br />Sejarah membuktikan bahwa dari tahun ke tahun selalu saja terjadi pemotongan nilai mata uang. Anda tidak percaya? Begini, anggap saja anda punya uang 500 rupiah.<br /><br />Waktu anda masih duduk di bangku SD, dengan uang tersebut anda bisa membeli satu botol softdrink “merek terkenal”. Sedangkan sekarang, harga softdrink “merek terkenal” tersebut berkisar antara 2000 sampai 2500 rupiah.<br /><br />Jika anda dulu menabung dan menyimpan uang di bank sampai saat ini, berapa nilai uang anda sekarang? Bandingkan jika 10 tahun yang lalu anda membeli emas atau sebidang tanah.<br /><br />Namun, investasi itu pilihan. Jika anda tidak mau belajar berinvestasi karena terlalu beresiko, maka menabung adalah pilihan yang lebih baik daripada investasi.<br /><br />Anda tidak perlu banyak berpikir, cukup simpan uang anda di tempat yang aman. Tapi jika anda menginginkan investasi menguntungkan yang sedikit memerlukan waktu untuk berpikir, segeralah pelajari cara berinvestasi dan temukan investasi yang anda sukai.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Original source <a href="http://www.dokterbisnis.net/2009/10/10/menabung-bagus-sebagai-kebiasaan-tidak-untuk-investasi/">dokterbisnis.net</a><br /></div>Agus Dwiyantohttp://www.blogger.com/profile/03034039355605438913noreply@blogger.com1